telusur.co.id - Dalam rangka memajukan bangsa Indonesia, haruslah melibatkan banyak aspek. Karena, kemajuan bangsa  tidak bisa hanya infrastruktur fisik saja, tapi harus didukung kemajuan infrastruktur non fisik. 

Begitu disampaikan oleh Ketua Umum Dewan Nasional Pergerakan Indonesia Maju (DN-PIM) Din Syamsuddin dalam sebuah diskusi "Indonesia Maju, Prasyarat Nirkorupsi" di kawasan Pejaten, Jakarta, Jumat (7/2/20).

"Indonesia maju itu harus ditandai oleh sepi atau tiadanya korupsi dalam kehidupan kebangsaan kita ini. Dan khususnya oleh para penyelenggara negara," kata Din.

Menurut mantan Ketua Umun Muhamadiyah ini menilai, jangan serukan Indonesia maju, bila korupsi masih merajalela. Jika penyelenggara negara khususnya pemangku amanat tidak bersungguh-sungguh memberantas korupsi, lantaran itu bertentangan secara diametral dengan Indonesia maju.

"Kalau masih ada korupsi, maka bukanlah Indonesia maju. Kalau masih dan apalagi merajalela korupsi, baik terselubung maupun nyata, maka indonesia maju bagaikan jauh panggang dari api," cetus Din. 

Bagi Din, Kasus terakhir yang diangkat oleh media massa, seperti pengembangan di Jiwasraya, Asabri, dan beberapa BUMN yang lain, yang belum jelas. Maka Dewan Nasional Gerakan Indonesia Maju mendukung kasus tersebut diusut supaya terang benderang. 

"Kalau sampe kasus-kasus yang sebagian terbukti sarat dengan korupsi tidak mau dibuka, ditutup-tutupi, saya kira akan berhadapan dengan rakyat," kata Din.

Sebab korupsi ialah kejahatan luar biasa terhadap rakyat. Korupsi kejahatan luar biasa terhadap negara, extraordinary crime againts the state, extraordinary crime againts the people. 

"Tentu kita ingin mendukung, yang utama KPK untuk sungguh-sungguh untuk menuntaskan kasus-kasus korupsi baik yang lama maupun yang baru. Baik yang kecil apalagi yang besar," tandasnya.