telusur.co.id - Bupati Subang H Ruhimat yang akrab disapa Kang Jimat menggelar rapat pembahasan pasca bencana banjir dan penanggulangan bencana banjir bersama Sekda Subang, para OPD terkait, dan para Camat di Ruang Rapat Bupati, Jumat (28/02/20).

Dalam rapat tersebut, Sekda Kabupaten Subang H Aminudin menyampaikan status bencana ada sembilan kecamatan yang terkena dampak banjir tersebut, sedangkan  status masih tetap siaga darurat banjir, hingga Kamis, 26 Februari 2020 dan Jumat, 27 Februari 2020, peningkatan atau penurunan status masih berdasarkan ketinggian air.

Kepala BPBD Kabupaten Subang H Hidayat menyampaikan, pertama yang harus diselamatkan adalah jiwa  dan dampak bencana banjir yang terjadi di daerah pantura tersebut.

Kepala BPBD menyampaikan klarifikasi terkait dampak banjir dan musibah meninggalnya dua orang anak karena sedang bermain di aliran sungai dan bukan meninggal akibat  banjir.

"Dampak banjir yang terjadi selain adanya pengungsi  dan rumah yang terendam banjir, ada tanggul yang jebol, sawah dan tambak masyarakat yang terkena banjir. Dari 12 kecamatan yang terdampak banjir yang paling parah daerah Pamanukan, tepatnya Pamanukan kota, dan status kita masih status siaga darurat bencana banjir," ungkapnya.

Hidayat juga menyampaikan apabila data yang  tidak sesuai atau tidak sama dengan data yang di dapat Bapak Bupati, itu semata-mata karena adanya keterbatasan pihaknya di lapangan. “Untuk logistik standby di posko utama di Pamanukan,” kata dia.

Bupati Subang Ruhimat dalam pengarahannya, mengucapkan terima kasih kepada para OPD yang sudah semaksimal mungkin membantu terhadap musibah banjir yang terjadi. 

 

"Untuk Dinas Kesehatan, meskipun banjir sudah mulai surut, saya minta tetap siaga untuk menghadapai pasca-banjir tersebut,” pinta Bupati.

 

Dalam kesempatan rapat evaluasi tersebut, Bupati berharap untuk kedepannya agar musibah tersebut dapat diantisipasi.

 

Bupati Subang juga  menginstruksikan PUPR untuk mendata 17 bendungan yang jebol untuk secepatnya dilaksanakan perbaikan. Normalisasi sungai atau kali harus dilakukan agar bencana banjir tidak terjadi lagi. Untuk pengelolaan sampah, sebanyak 12 kecamatan sudah menyampaikan permohonan truk sampah.

"Terkait bantuan Gubernur Jawa Barat akan dialokasikan kepada rumah yang terdampak bencana banjir dan dialokasikan untuk sembako korban banjir," pungkasnya.

Laporan Deny Suhendar